PALANGKA RAYA – Musim kemarau panjang dan kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat udara di Kota Palangka Raya tidak sehat untuk tubuh. Sejumlah orang tua mengkhawatirkan kesehatan anak-anaknya, terutama saat beraktivitas di luar ruang, termasuk di sekolah.
Wakil Ketua I Komisi C DPRD Palangka Raya, Ruselita mengatakan, keadaan udara yang semakin parah sebagai akibat kebakaran hutan dan lahan (kathutla), tentu bisa dipastikan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama terhadap anak-anak.
“Anak-anak rentan terpapar debu dan senyawa berbahaya dari asap karhutla. Ini tentu sangat membahayakan,” katanya, Minggu (3/9/2023).
Maka dari itu lanjut srikandi DPRD Palangka Raya ini, dinas terkait seperti Dinas Pendidikan, BPBD dan lainnya, agar benar-benar memperhatikan sejauh mana perkembangan polusi udara terkini yang terjadi sejauh ini.
Apabila dianggap perlu, maka harus mengurangi atau membatasi jam belajar anak didik di sekolah. Khususnya yang berhubungan dengan aktivitas belajar di luar ruang kelas. “Seperti meniadakan kegiatan upacara bendera, senam dan ekstrakulikuler. Mungkin itu kebijakan terbaik,”ucapnya.
Dan apabila polusi udara semakin memburuk tentu tidak menutup kemungkinan kebijakan sektor pendidikan untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah, atau daring bagi peserta didik.
Terlepas dari itu lanjut Ruselita, maka penting diperhatikan para orangtua, yakni dapat membekali anak-anaknya saat berangkat kesekolah dengan memakai masker. Hal itu dilakukan mengingat kabut asap tipis terasa di pagi hari, saat anak -anak tengah beraktivitas berangkat ke sekolah. (BS)