Muara Teweh – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara (DLH Barut) Ir Inriaty Karawaheni mengatakan penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Barito Utara merupakan pekerjaan swakelola tipe dua yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara dengan PusatKebijakan Starategis KLHK RI yang dilaksanakan selama 4 bulan dengan sumber dana DBH-DR tahun 2023.
“Kebutuhan penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disetiap wilayah sangat mendesak dan strategis, karena fenomena degradasi lingkungan di Indonesia kini sudah menjadi isu global,” kata Kadis DLH Inriaty Karawaheni, Jumat (21/7/2023).
Menurutnya, degradasi lingkungan berawal dari kesalahan dalam penentuan kebijakan baik penataan ruang ataupun kebijakan pembangunan sektoral dan pengembangan wilayah yang tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Lebih lanjut Kepala DLH, dukungan sistem metodologi yang jelas dan mampu mewadahi semua kepentingan pembangunan dan pelestarian lingkungan sangat diperlukan.
“Diharapkan penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat menjadi instrument pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang berkelanjutan di Barito Utara,” kata dia.
Dikatakannya, tujuan penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Barito Utara ini adalah menyusun dokumen dan peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Barito Utara dengan skala 1 : 50.000.
Kemudian, mendeskripsikan dan menganalisis dokumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Barito Utara, tersusunya dokumen daya tampung lingkungan hidup yang dapat menjadi pertimbangan dan masuk dalam arus tengah penentuan kebijakan pembangunan di daerah ini.
Keluaran yang dihasilkan kata Inriaty Karawaheni, tersusunya dokumen daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Barito Utara berupa laporan kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang terdidi dari lapaoran induk dan album peta daya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
“Album peta memuat 20 jenis jasa ekosistem, jasa ekosistem penting, peta overlay, jasa ekosistem dengan isu-isu strategis daerah. Diharapkan FGD yang kita laksanakan ini agar para peserta memberikan masukan ataupun saran serta membantu dalam pengumpulan data terkait, sehingga penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ini dapat tersusun dengan baik,” pungkasnya.(sli)